Jumat, 14 November 2014

Orang-orang Sukses!

Must Read!
Pak Victor, bagaimana kita bisa memiliki dan menciptakan peluang yang bagus guna meningkatkan kehidupan keluarga dan bisnis kita?
Jawab saya "LINGKUNGAN ANDA MENCERMINKAN HARGA ANDA!"
Ada 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama.
Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.
Pemberhentian pertama adalah supermarket lokal. Kaleng coca cola pertama diturunkan di sini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya yang diberi harga Rp.4.000,00.
Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana, kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp.7.500,00.
Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan bersama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp.60.000,00.
Sekarang, pertanyaannya adalah :
Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama?
Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda. Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.
Apabila Anda berada di lingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang. Tapi bila Anda berada di lingkungan yang meng-kerdil- kan diri Anda, maka Anda akan menjadi kerdil.
Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA
Dimanakah coca cola Anda saat ini? Hehe...
Salam
Victor Irawan
Komisaris PT Prioritas Land Indonesia
Referensi :  https://www.facebook.com/orang.orang.sukses?pnref=story

Senin, 03 November 2014

Kemacetan di Ibukota

   
 Macet di ibukota ini sudah menjadi hal biasa di pandangan kita setiap hari. banyaknya kendaraan yang memenuhi jalanan ibukota ini pun sudah tidak ada batasnya lagi seperti sepeda motor, mobil dan angkutan umum lainnya. Terlebih lagi sepeda motor yang jumlahnya sudah tidak terkira. Kemacetan ini menyebabkan transportasi umum seperti busway yang katanya bisa meminimalisir waktu dan tidak terkena macet dengan jalur tersendirinya seperti kereta, ikut kena dampaknya karena jalur yang dilalui busway itu dilewatin kendaraan yang lain layaknya jalan umum bersama. Beberapa cara dilakukan oleh pemerintah untuk menindak tegas pengguna jalan yang melanggar jalur busway dari penilangan ataupun membuat portal di jalur busway. Namun cara itu tidak efektif untuk menetralisir jalur busway, masih banyak yang tetap melanggar peraturan itu dan melewati jalur busway. Mungkin ada satu cara agar kendaraan tidak melalui jalur busway, kenapa tidak dituliskan saja dipembatas busway itu dituliskan "Batas Suci" seperti di masjid-masjid? pengguna jalan pasti enggan untuk melewati pembatas busway itu hehehe engga deng itu hanya bercanda ko ;)
    Lalu bagaimana kita bisa mengatasi hal kemacetan di ibukota ini, menurut pandangan saya ada beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan untuk mengurangi kemacetan seperti 
  
  a. Mencabut BBM bersubsidi
        Ya mencabut bbm bersubsidi di ibukota ini mungkin bisa untuk mengurangi kemacetan ini karena apabila subsidi bbm tersebut dicabut maka harga bbm itu pun akan naik drastis. Jadi masyarakat enggan untuk memilih naik kendaraan pribadi.Pencabutan ini hanya berlaku untuk kendaraan pribadi sedangkan transportasi umum dibiarkan tetap disubsidi karena kalau tidak tarif yang akan diberlakukan pada transportasi umum akan melonjak naik. Satu lagi, pencabutan bbm bersubsidi itu dilakukan secara bertahap apabila tidak bertahap, mungkin hal hal yang tidak kita inginkan akan terjadi.

 b. Peraturan lebih ditegaskan
      Ya peraturan lebih ditegaskan mungkin yang lebih ditegaskan lebih tertuju ke denda dari peraturan itu. Denda yang mungkin membuat nyaman para pengguna jalan tetap melewati jalur busway dengan tenangnya walaupun sudah jelas-jelas ada peraturan tentang melewati jalur busway.
Apabila dendanya dinaikkan secara drastis mungkin masyarakat juga enggan melewati jalur busway karena tau apabila dendanya itu sangat mahal sekali. Juga cara penilangannya lebih tegas, kalau bisa apabila ada pelanggar yang melewati jalur busway, kendaraan yang melewati jalur busway dibawa paksa ke kantor polisi jangan hanya ditilang dengan sebuah kertas karena ada satu kasus ada seseorang yang sudah ditilang lebih dari dua kali dan didompetnya ada beberapa surat tilang yang belum diselesaikan di pengadilan.
   
 c. Tingkatkan kenyamanan transportasi umum
        Ya kenyamanan transpotasi umum itu juga sangat penting. banyak yang mengeluhkan kenyamanan yang ada didalam transportasi umum sehingga mereka beralih menggunakan kendaraan pribadi. Membeli motor juga sangat mudah hanya dengan beberapa ratus ribu sudah bisa membawa motor menjadi hak milik dengan sistem kredit. jadi jangan heran kalau kendaraan umum seperti motor jumlahnya banyak sekali di ibukota ini. satu lagi yang mungkin tidak ada hasilnya seperti penjualan mobil murah katanya mobil mobil itu dijual untuk masyarakat menengah ke bawah tapi malah kalangan atas yang lebih banyak membelinya. Masyarakat menengah kebawah juga mana mungkin bisa beli mobil walaupun dikategorikan murah pada kenyataannya untuk hidup sehari-hari saja mereka harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ya ini mungkin dengan meningkatkan kenyamanan transportasi umum bisa mengalihkan pengguna kendaraan pribadi pindah ke kendaraan umum.
   
 d. Kebijakan Electoronic Road Pricing(ERP)      
       Jalan berbayar elektronik atau dalam bahasa Inggrisnya electronic road pricing (ERP) adalah pungutan untuk jalan di tempat-tempat tertentu dengan cara membayar secara elektronik. Tempat dilakukannya pungutan jalan biasa disebut restricted area. Bila menggunakan kendaraan, setiap kali melewati restricted area tersebut pengguna kendaraan harus membayar.Di beberapa negara seperti Singapura, Jepang, Inggris pengadaan jalan berbayar ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi dan mengalihkan ke kendaraan umum. Ketiga negara itu telah sukses menekan jumlah pengguna kendaraan pribadi. Sistem jalan berbayar elektronik ini rencananya juga akan diterapkan di Jakarta untuk mengurangi kemacetan.
 e. Mass Rapid Transit (MRT)
     Mass Rapid Transit, Yaa transportasi umum ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan di ibukota ini dengan fasilitas yang disediakan. Dengan jalur layang tersendiri dan fasilitas yang nyaman bisa mengalihkan perhatian pengguna jalan untuk lebih memilih transportasi umum ini daripada mereka menggunakan kendaraan pribadi yang setiap harinya terkena macet. Dengan adanya MRT ini mungkin bisa mengefisiensi waktu sama seperti kereta yang kita ketahui. tapi satu hal yang harus diperhatikan yaitu kapasitas dari MRT itu, seperti halnya kereta. setiap pagi pasti selalu ramai di setiap gerbong kereta. harus desak-desakan di dalam kereta demi mengejar waktu. mungkin bisa dikatakan tidak nyaman lagi tapi mau bagaimana lagi? hanya kereta lah yang bisa efektif untuk mengefisiensi waktu yang ditempuh sehingga para penumpang rela berdesak-desakan. Mungkin bisa diefektifkan lagi agar membuat para penumpang nyaman dengan.
      Itu mungkin beberapa cara menurut saya untuk mengurangi kemacetan di ibukota tercinta kita ini. apabila ada kata-kata yang salah mohon dimaafkan ;)
 

Sabtu, 01 November 2014

Perusahaan Franchise Coffee Toffee (Penghantar Bisnis)


Sekilas Tentang Coffee Toffee

COFFEE TOFFEE® didirikan pertama kali pada akhir tahun 2005 di kota Surabaya oleh Odi Anindito. Pada awalnya  COFFEE TOFFEE® hanya sebuah coffee kiosk kecil yang diperuntukan untuk tempat berkumpul kalangan sendiri, teman dan rekan-rekan dekat saja.


  Seiring dengan berjalannya waktu, dari sering bertemu dan dari omongan mulut ke mulut ternyata sambutan pasar terhadap produk dan konsep yang ditawarkan cukup bagus. Berbekal hal tersebut, maka di tahun 2006 Odi menambah dua gerai  COFFEE TOFFEE® di Surabaya.


Ide Awal

 Pada tahun 2004, Odi Anindito mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Melbourne, Australia tepatnya di Swinburne University. Sembari kuliah, beliau bekerja part-time di salah satu lokal coffee shop Melbourne. Di tempat inilah, beliau belajar mengenai dunia kopi serta baru mengetahui bahwa Indonesia adalah termasuk tiga negara penghasil kopi terbesar dunia.
           
  Dengan banyaknya brand-brand kedai kopi besar asal luar negeri, adalah sebuah ironi bahwa Indonesia salah satu penghasil kopi terbesar dunia harus membeli minuman-minuman kopi dengan harga yang berlipat-lipat. Adanya fenomena ini membuat, Odi merasa bahwa harus ada kedai kopi yang mampu menyuguhkan produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau, serta bahwa semaksimal mungkin menggunakan produk produk lokal. Odi merasa bahwa sebagai bangsa Indonesia kita mampu dan harus bangga terhadap produk negeri sendiri.
         
  Karena itu kami di COFFEE TOFFEE® menyebut bisnis kami sebagai bisnis "idealisme dalam romantisme (dunia kopi)"



Perkembangan

  Dalam perkembangannya, kami merasa bahwa konsep kerjasama denga pola waralaba adalah salah satu cara terbaik dalam memasarkan produk dan potensi bisnis COFFEE TOFFEE®. Dengan konsep pemasaran ini,  COFFEE TOFFEE® akan dapat melayani dan menyediakan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau kepada seluruh pelanggan kami di Indonesia.
            
 Di tahun 2008, COFFEE TOFFEE® didaulat sebagai pemenang penghargaan ISMBEA 2008 (Indonesian Small Medium Business Enteprenur Award) di bidang ‘inspiratif bisnis’ serta dipercaya oleh majalah pengusaha sebagai “Bisnis Prospektif 2007”.
         
  Di bulan juli 2010, COFFEE TOFFEE® telah mempunyai lebih dari 100 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia dan dipilih sebagai salah satu trendsetter di industri  kopi ritel Indonesia oleh majalah SWA.
        
  Kami di COFFEE TOFFEE®mempunyai visi bahwa untuk menjadi kedai kopi lokal yang dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan selalu memberikan produk dan layanan terbaik dengan bahan-bahan baku lokal terbaik dengan harga yang terjangkau.
Sejarah Berdirinya Coffee Toffee

Ide membuat Coffee Toffee muncul ketika tahun 2003 ia melanjutkan kuliah di Melbourne, Australia. Untuk menambah uang saku, Odi pun bekerja pada sebuah kedai kopi lokal di Melbourne. Di sana ia mempelajari tentang kopi-kopi dunia yang dijual dan apa kopi-kopi dunia yang menjadi favorit pelanggannya. Pria asal Surabaya ini pun menemukan fakta yang mengejutkan, bahwa 12 dari 25 kopi yang dijual di tempat itu adalah kopi asal Indonesia. “Saya belajar tentang kopi Indonesia justru dari Melbourne. Di sana (tempat ia bekerja menjadi Barista-red) justru kopi Indonesia yang laku. Kopi Indonesia itu jadi top selling di tempat saya bekerja” ujar Odi kepada Inga dan T. Kusuma, penyiar Marketeers Radio.
Melihat fenomena tersebut, lalu ia mulai mengerjakan Coffee Toffee di Surabaya. Memperbaiki kopi Indonesia adalah niat Odi untuk berbisnis kedai kopi. Bermodalkan budget sebesar 5 juta rupiah, ia memulai Coffee Toffee dari sebuah rumah yang berada di gang. “Percaya ngga percaya, rumah di gang itu pun dibagi dengan 7 teman yang juga punya usaha dalam bidang lain. Jadi susahnya kita waktu itu, kalau ada yang mau ngajak kerjasama dan datang ke tempat kita, mereka pada ngga percaya. Ngga representatif” kata Odi

Ia juga menjelaskan sulitnya menggaet pelanggan pertama untuk meyakinkan bahwa produk yang Coffee Toffee miliki ini memiliki kualitas yang sama dengan kedai kopi yang ada di mal-mal. Di awal berdirinya Coffee Toffee, Odi mempromosikan kedai kopi ini dengan booth yang dibentuk sebagai gelas take away sebagai gimmick agar mengundang perhatian. Setelah mendapat respon positif dari masyarakat, Coffee Toffee pun mulai ekspansi ke kota-kota di luar Surabaya.
Saat ini Coffee Toffee sudah memiliki121 gerai di Indonesia dan masih terus bertambah. Dengan semakin berkembangnya sebuah bisnis, hambatan yang dihadapi pun semakin bertambah. Oleh karena itu di tahun 2012 lalu, Odi sempat memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan waralaba agar infrastruktur manajemen terurus dengan benar. “Ini dilakukan untuk menghindari naiknya cepat, turunnya juga cepat. Jadi di tahun 2012 lalu kita mau memperhatikan infrastruktur dulu. Di tahun 2013 ini, kita berlari kembali” tutur Odi.

Entrepreneur muda asal Surabaya ini juga membagikan tips kepada Anda yang ingin memulai usaha. “Kiatnya adalah mengerjakan dengan passion. Mungkin terdengar klise, tapi ini justru sangat berpengaruh. Jika kita mengerjakan dengan passion, maka kita akan memperhatikan hal-hal kecil dan detail yang tidak diperhatikan oleh orang lain” tukas Odi. 



Referensi :www.coffeetoffee.co.id