Walaupun upacara pembukaan ini hanya diikuti hanya
beberapa puluh orang, tetapi sambutan yang diberikan oleh pihak akademi sangat
luar biasa. Kami benar-benar merasa di istimewakan disini.
Setelah
sambutan yang diberikan oleh Bu Lexa, kami pun digiring untuk mengelilingi
seisi akademi, kami juga diberikan informasi tentang ruangan-ruangan yang ada
disini. Kami digiring oleh seorang wanita yang sangat berpakaian rapi.
“Selamat
siang para siswa-siswi terpilih, perkenalkan nama saya Daphne Antares, saya
akan menjadi pembimbing kalian. Saya akan membawa kalian untuk mengelilingi
seisi akademi yang akan kalian tempuh selama setahun ini. Jika nanti ada yang
ingin dipertanyakan, tanyakan saja. Saya dengan senang hati akan menjawab. Mohon
perhatian semua, ikuti saya!” ujarnya sambil tersemyum ramah.
Wanita itu berambut
pirang lurus terurai, cantik dan sangat murah senyum kepada kami. Pertama, kami
diajak untuk menelusuri ruang kelas untuk menempuh pelajaran akademik dan lebih
meningkatkan prestasi akademis kami. Aku kira di akademi seperti ini sudah
tidak terlalu mementingkan pelajaran akademis, dugaanku salah, malah disini
sangat menjunjung tinggi yang namanya pelajaran akademis. Para pembimbing kami
yang membawa kami menjelaskan, bahwa di akademi ini, salah satu elemen penting
dalam akademi ini adalah belajar, mempelajari hal-hal yang sudah ada
sebelumnya. Karena sebelum kita mempelajari ilmu lanjut, kita juga harus
mempelajari dulu dasarnya. Jika
dasarnya kita tidak mau tau, bagaimana kita bisa meneruskan ilmu yang sudah ada sebelumnya.
dasarnya kita tidak mau tau, bagaimana kita bisa meneruskan ilmu yang sudah ada sebelumnya.
Tak
lama, kami pun sudah berada di ruang laboratorium, tempat dimana akademi ini
mengajarkan kami bahwa ilmu sains sangat berbahaya. Wanita itu menjelaskan
bahwa ditempat ini, nanti kami diajarkan untuk merakit sebuah peralatan untuk
memproteksi diri dari ancaman bahaya, seperti membuat bom daya rendah hingga
sedang dengan mencampurkan beberapa bahan kimia dan masih banyak lagi yang
nanti akan kami pelajari disini.
Kemudian
kami pun diajak ke sebuah pintu yang sangat besar dengan ukiran-ukiran yang
sangat detail. Lalu pembimbing kami mengeluarkan sebuah kunci yang dikalungkan
dilehernya. Kunci itu agak kecil dan memiliki ukiran yang sama dengan pintunya.
Pintu itu pun terbuka dan di dalamnya..
Aku
tidak bisa mempercayainya, pintu itu seakan berada di atas sebuah bukit, dan
disekelilingnya dipenuhi dengan hutan berpohon lebat yang menjorong ke sebuah
danau yang luas. Seperti berada di sebuah pulau yang tidak berpenghuni,
udaranya segar, masih asri dan alami ,serta tidak tercemar oleh polusi layaknya
di kota. Entah kekuatan apa yang menyelimuti
pintu itu. Kami semua tersontak kagum melihat keindahan yang ada di balik pintu
itu, padahal letaknya masih berada di dalam akademi. Hal yang belum pernah aku
alami sebelumnya. Tapi ini benar-benar terjadi padaku, aku tidak percaya tapi
setelah ini, hal-hal yang sebelumnya aku tidak percaya manjadi nyata. Seperti mimpi,
sebuah pintu yang bisa membawa ke tempat seperti itu. Sudah pasti itu bukan di
detroit, menurutku mungkin itu di bagian Iceland. Aku pernah melihat tempat
seperti itu dari internet.
Ya mungkin itu Iceland.
Tapi jarak dari sini untuk ke sana bukanlah jarak yang dekat, Iceland, berada
di timur laut mendekati kutub utara bukanlah jarak yang dekat. Ini terjadi, ini
yang aku alami, aku harus terima dan harus meyakini diriku bahwa aku siap
menjalani kehidupan disini selama setahun kedepan. Aku harus siap.
Selama beberapa jam
kami diajak untuk mengelilingi seisi akademi, kami pun di bawa ke sebuah sebuah
gedung olahraga yang sangat besar untuk acara penutupan. Kami pun masuk, dan
ternyata ruangannya gelap gulita, sama sekali tidak terlihat apa-apa. Tak lama,
ada seseorang wanita bernyanyi kemudian diikuti dengan suara-suara lainnya
seperti paduan suara, entah darimana datangnya karena pada saat itu gelap, tak
terlihat apa-apa. Suaranya sangat merdu, lembut dan aku pun sangat
menikamtinya. Saat wanita itu bernyanyi, aku melihat sekelilingku, ada beberapa
sedikit cahaya yang mengelilingi kami, aku kira itu sebuah lampu-lampu kecil. Tapi
lampu-lampu kecil itu seakan berterbangan perlahan ke sesisi gedung. Itu bukan
lampu-lampu kecil, ternyata itu sekelompok kunang-kunang. Sedikit demi sedikit
dan semakin banyak kunang-kunang itu mulai memancarkan cahaya indahnya. Gedung yang
tadinya gelap gulita menjadi terang. aku mengira wanita itu yang mengendalikan
semua kunang-kunang ini dengan suaranya. Ini tidak bisa dipercaya.
Lampu sorot pun
ditembakkan ke sebuah balkon yang ternyata sudah ada Bu Lexa yang berdiri
disana. Dia memberikan sambutan penutupan dan mengucapkan terima kasih
“Terima kasih untuk
telah dilahirkan. Karena bagi saya dan bagi akademi ini, tanpa kalian, akademi
ini tidak akan berjalan dengan sendirinya. Saya harap kalian dapat bisa menjadi
bagian dari keluarga akademi ini dengan baik dan tanpa perselisihan. Kita harus
saling menjaga perdamain baik di kota ini, maupun dunia. Apakah kalian siap
untuk menanggung semua beban berat ini?!?!” tanyanya dengan semangat.
Kami semua pun
berteriak dengan lantang “Siaaaaaaaappp!!”
“Acara penutupan hari
ini saya akhiri sampai disini, dan pelajaran akan dimulai pada senin, dua hari
lagi. Semoga kalian mampu bertahan selama satu tahun belajar di akademi ini. Sekian
dan terima kasih” ujarnya.
Acara penutupan pun
selesai, semua membubarkan diri. Aku masih menjadi asing disini, aku sama
sekali belum berkenalan dengan siapa-siapa. Aku pun melangkahkan kaki keluar
dari akademi dan pulang.
Sambil melangkahkan
kaki, aku terus berharap, dua hari yang akan datang, akan lebih baik dari dari hari
ini dan bisa mendapatkan teman-teman terbaik di sini. Ini kehidupan baruku, aku
harus menjalaninya.
Good ! I like your story... anti mainstream bro.. trus brkarya yogii !!
BalasHapusI like it. Trus brkarya yogii !! Ditunggu part slnjutnyaaaaaaaa
BalasHapus